TIDAK sedikit band di dalam negeri kini memilih jalur musik berirama Melayu. Jenis musik ini pun ternyata diterima baik oleh masyarakat. Kondisi itu menyebabkan band yang membawakan jenis musik tersebut terus menjamur.
Kendati begitu, hal tersebut tidak menarik band anyar asal Kota Bandung, Parafien untuk mengikuti langkah band-band pendahulunya itu. Dengan tegas mereka menyatakan jenis musik mereka bukan Melayu. Hal itu dibuktikan pada album perdana mereka yang bertajuk "Sadarkah" (Engkau Bila Hati) yang mengusung pop alternatif.
"Kami tidak pernah ikut-ikutan membuat lagu Melayu, kami dengan tegas mengatakan musik kami bukan Melayu," kata sang vokalis Rizki saat ditemui di sebuah kafe di Jln. Buahbatu Bandung, Rabu (16/6).
Lima pemuda berbakat yang terdiri atas Rizki (vokal), Gilang (gitar), Erik (gitar), Sigit (drum) serta Bayu (bas) ini mengaku dibimbing Ricky "Five Minutes". Bimbingan itu menjadikan musik Parafien lebih menampilkan sisi pop altenatif dengan sentuhan modern.
"Kita dibantu Ricky "Five Minutes" yang membuat musik kita lebih modern tanpa musik Melayu yang sekarang sedang tren. Pop altenatif yang kita usung berbeda dengan yang telah ada dan semoga saja menjadi tren selanjutnya," harapnya.
Ia pun mengungkapkan pada album terbarunya itu mereka sebenarnya meramu berbagai jenis musik. Seperti distorsi rock di lagu "Hancur", meski tetap berada di jalur pop. Begitu pun di lagu "Sadarkah", Parafien meramu musik pop dengan rock serta sequencer.
"Kami menawarkan musik berbeda, walaupun garis besarnya pop, tidak menutup kemungkinan unsur musik lain masuk juga," jelasnya.
Para penikmat musik kini bisa menyambut kehadiran Parafien di ranah musik Indonesia dan semoga kedatangannya bisa memberi kontribusi bagi perkembangan musik dan dicintai pencinta musik Tanah Air.
"Semoga saja apa yang kami suguhkan di album terbaru ini bisa menjadi pilihan buat pencinta musik serta memberikan kontribusi bagi perkembangan musik Indonesia," katanya. (tor/"GM")**
Berita Terkait Klik DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar